SINOPSIS MOHABBATEIN episode 270 “RAMAN YANG TERLUKA”
Seluruh keluarga Bhalla mencemaskan Raman yang belum pulang juga malam
itu ”Dimana, Raman ?”, “Aku tidak tahu, Toshi” ujar tuan Bhalla
menimpali ucapan istrinya “Aku akan mencarinya, ayah” sela Romi “Sudah,
tidak perlu, Romi ,,, ini semua karena kamu, kamu selalu memberikan kami
masalah, sekarang spare us , kami yang akan mengurusnya” ujar tuan
Bhalla kesal, saat itu Mani sudah sampai dirumah keluarga Bhalla bersama
Ishita dan Raman “Kita sudah sampai, ayoo” ujar Mani setelah
menghentikan mobil putihnya dipelataran parkir apartemen,
Kemudian
Mani dan Ishita berusaha mengeluarkan Raman dari mobil yang saat itu
duduk di jok belakang, Raman marah dan tidak mau keluar dari mobil
“Mani, aku minta maaf, jika ada yang melihatnya, ini kelihatannya tidak
baik, biar aku saja yang membawanya” ujar Ishita cemas, kemudian Ishita
mengajak Raman untuk keluar dari mobil dan membawanya ke rumah, namun
lagi Raman marah “Tinggalkan aku ! Aku tidak butuh kamu !” bentak Raman
yang kemudian jalan sendiri dengan jalannya yang sempoyongan, Ishita
berusaha menahannya dari belakang, kalau kalau nanti Raman terjatuh,
Mani hanya bisa melihatnya saja,
Kemudian
Raman masuk ke dalam rumah dengan keadaan mabuk yang mengejutkan semua
orang dirumah, Romi dan tuan Bhalla segera memegangnya dan membawanya ke
kamar Raman “Aku akan mengambilkan air” ujar Simmi “Ishita, dimana kamu
menemukan dia ?”, “Di jalan, ibu ,,, dekat pohon” nyonya Bhalla pun
menangis begitu mendengarnya, Ishita mencoba menghibur ibu mertuanya ini
“Aku tidak tahu ada masalah apa dengannya ? Dia janji padaku kalau
dirinya tidak akan khawatir, aku tahu kalau kita sedang menghadapi
masalah Romi tapi dia juga tahu bagaimana cara untuk mengatasinya jadi
apa yang menyebabkan Raman begitu sangat terluka seperti itu ?” ujar
Ishita heran “Aku rasa Romi tidak harus bertanggung jawab untuk keadaan
Raman ini, pasti ada sesuatu yang lain, hatinya terluka begitu dalam,
sesuatu yang sangat menyakitkan hatinya dan dia tidak bisa mengatakannya
pada siapapun lalu menghadapinya sendirian” ujar nyonya Bhalla sedih
“Ishita, aku tahu bagaimana anakku, ketika hatinya terluka, dia selalu
melakukan hal ini”, “Lalu apa yang menyebabkan dia seperti itu ?” Ishita
merasa heran
“Aku
bisa mengerti keadaannya sejak tadi pagi, ketika kamu memanggil tukang
AC, sebenarnya aku ingin mengatakannya padamu tentang bantal Raman yang
basah itu, kamu mengiranya AC-nya bocor kan ? Itu terjadi sama seperti
sebelumnya ketika Shagun meninggalkan dia bersama Adi, ketika
keluarganya diambang kehancuran” nyonya Bhalla masih saja menangis
sambil menceritakan keadaan Raman yang labil “Raman biasanya
menyembunyikan penderitaannya ini sepanjang hari dan airmatanya selalu
membasahi bantalnya pada malam hari, dia menangis seperti ini sama
seperti waktu Shagun dulu dan bahkan hari ini, aku tidak tahu apa yang
menyebabkan hatinya terluka lagi” Ishita merasa sedih mendengar
penjelasan ibu mertuanya tentang Raman “Ibu, jangan menangis, kita harus
memecahkan permasalahannya, kita tidak boleh menangis, kita harus
membantunya tapi kita harus tahu apa masalahnya yang sangat
mengganggunya itu” hibur Ishita
Ishita
kemudian masuk ke dalam kamarnya, dilihatnya Romi sudah mengganti baju
Raman dan sedang membawa jas dan sepatu Raman kemudian Romi keluar dari
sana, saat itu Raman sudah tertidur di ranjangnya, Ishita mencoba
membenarkan posisi kepala Raman dibantal, Ishita memegang lengan Raman
sambil memperhatikan wajahnya yang polos ketika sedang tertidur “Raman,
ada masalah apa yang kamu simpan sendiri dalam hatimu dan tidak
menceritakannya pada siapapun ? Kamu bilang sendiri kalau kamu tidak
peduli” ujar Ishita sambil menangis “Permasalahan ini sangat mengganggu
dirimu, seharusnya kamu mengatakannya padaku, berikan aku semua
penderitaan dalam hatimu itu, besok adalah hari terbesarmu, aku ingin
kamu bisa menikmati hari itu, kamu itu sangat baik, berbagilah semua hal
denganku, jangan biarkan dirimu merasa cemas seperti ini” Raman masih
saja tertidur dan tidak mendengar semua ucapan Ishita, kemudian Ishita
menutup tubuh Raman dengan selimutnya
Keesokan
harinya, nyonya Bhalla bertanya pada Ishita apakah Raman sudah bangun
atau belum “Apakah dia sudah mengatakan sesuatu ?”, “Dia sudah bangun
tapi sebaiknya kita jangan mengingatkannya dulu tentang hal itu” pinta
Ishita “Baiklah”, “Iyaaa, Toshi ,,, jangan bertanya apapun padanya, dia
pasti akan marah nanti” tuan Bhalla menyela pembicaraan mereka berdua
“Romi, ayooo sarapan pagi dulu” Romi menggeleng tidak mau “Tidak, ibu
,,,aku harus pergi” Romi pun bergegas berlalu dari sana, saat itu Raman
keluar dari kamarnya dan duduk di depan meja makan “Raman, kamu mau
sarapan pagi ? Karena hari ini ibu membuat aloo paratha” ujar nyonya
Bhalla dengan senyum manisnya, Ishita juga menawari makanan yang lain,
Saat
itu Mihir datang dan menyapa semua orang “Hari ini adalah hari yang baik
karena Raman akan menjadi kepala para pengusaha se Asia, kalian semua
harus datang” seluruh keluarga Bhalla sangat senang mendengar kabar baik
itu dan mereka setuju untuk datang, Mihir lalu meminta manisan dari
nyonya Bhalla “Kenapa tidak ?” ujar nyonya Bhalla senang “Selamat ya,
kak” Simmi juga ikut mengucapkan selamat ke Raman “Hari ini adalah hari
yang paling besar untuk kita semua, khususnya untuk Raman”, “Aku akan
pergi ke salon dan berdandan disana karena aku adalah istri dari kepala
para pengusaha se Asia” ujar Ishita menimpali ucapan Mihir “Raman, aku
harus mengenakan pakaian apa ?” Ishita kemudian memberikan beberapa
pilihan ke Raman, Raman hanya terdiam sambil memegang kepalanya
“Bagaimana,
Raman ? Katakanlah sesuatu”, “Apa yang akan kamu pakai untuk menyumpal
mulutmu itu ? Aku yang akan menjadi kepala para pengusaha se Asia,
kenapa kamu yang merasa senang ? Mihir, ayooo bekerja ! Aku tidak
mengundang kamu untuk makan manisan !” ujar Raman kesal kemudian berlalu
ke kamarnya, Ishita terpana mendengar ucapan Raman yang kasar,
dicobanya untuk tersenyum meskipun hatinya sakit dan sedih, nyonya
Bhalla bisa melihat mata Ishita berkaca kaca dan mencoba menahan
tangisnya “Ayah, tolong nanti ayah yang menjemput Ruhi yaa, aku akan
pergi ke klinik lalu ke salon”, “Jangan lupa, kalian harus tiba on time
disana” sela Mihir menimpali ucapan Ishita
Raman
sedang memikirkan ucapan Ishita tentang pakaian yang harus dikenakannya
di pesta nanti, Raman teringat pada masa lalunya ketika dulu bersama
Shagun yang juga menanyakan hal yang sama tentang pakaian yang akan
dikenakannya dipesta, sementara itu Ashok sendiri meminta Sarika untuk
bersiap siap “Jangan lupa, di pesta nanti, kamu harus mengatakan pada
semua orang bagaimana Romi mengkhianati kamu dan Raman mendukung adiknya
itu", “Aku minta maaf, tuan Ashok ,,, aku tidak membutuhkan surat surat
ini lagi sekarang karena Romi telah memutuskan untuk memberikan nama
pada bayiku” Ashok kaget mendengarnya “Itu sudah cukup buatku, aku sudah
termasuk di dalamnya sekarang, aku tidak ingin terjadi yang lebih dari
ini dan anda benar, aku seharusnnya mendapatkan keadilan dan aku akan
mendapatkannya” ujar Sarika tenang kemudian pergi dari sana, begitu
Sarika pergi, Ashok merasa sangat kesal dan marah “Sial ! Apa perlunya
Romi memberikan keadilan, aku tidak akan membiarkan Romi melakukan hal
ini” ujar Ashok geram
Ishita
mengucapkan terima kasih pada Sarika “Aku melakukan ini semua untuk
anda, dokter Ishita ,,, anda bilang kalau Romi akan memberikan nama pada
bayi kami, bahkan Romi juga mengatakannya padaku”, “Kami akan memenuhi
janji kami, Sarika ,,, Romi juga akan datang nanti dipesta” Sarika
menggeleng “Aku tidak akan masuk ke dalam, aku akan berdiri diluar saja,
hari ini adalah hari terbesar bagi tuan Raman, aku tidak ingin terjadi
sesuatu” Ishita tersenyum “Kamu memang seorang wanita yang sangat baik
dan aku yakin kamu akan menjadi seorang ibu yang baik”, “Ini semua
terjadi karena anda dan tuan Abhimanyu yang telah menyelematkan aku dan
ibuku” ujar Sarika sambil melirik ke arah Mani yang juga ada disana
“Dengan senang hati, terima kasih, Sarika” sahut Mani, kemudian Ishita
memeluk Sarika penuh haru “Ayooo, kita pergi” Ishita tersenyum dan
berharap Raman akan mendapatkan kebahagiaan di seluruh dunia
Sementara
itu Raman sedang berkata pada dirinya sendiri “Aku tidak bisa bahagia,
aku menikah demi Ruhi dan aku tidak mempunyai hubungan apapun dengan
Ishita, itu tidak menjadi masalah buatku” ujar Raman sambil melihat
undangan pesta tersebut dan berkata “Tidak ada Ashok, tidak ada Ishita,
tidak ada Mani ! Aku akan menunjukkan pada mereka dimana tempat mereka
saat ini !” Raman benar benar sangat kesal, sedangkan Ashok yang saat
itu juga merasa kesal, langsung memecahkan gelas gelas yang untuk minum
wine dan berkata pada Suraj yang kebetulan saat itu ada disana
“Hari
ini Raman pasti akan merasa terbang ke langit ke tujuh, aku tidak akan
pergi ke pesta”, “Apakah kamu akan menunjukkan pada dunia kalau kamu ini
telah gagal ?” sindir Suraj “Kenapa harus pergi kesana ? Apakah untuk
memberikan tepukan tangan untuk Raman, pesta ini untuk merayakan
keberhasilannya, Sarika juga tidak akan datang, apa yang bisa kita
lakukan sekarang ?” Suraj bisa melihat kekesalan di wajah adiknya “Jika
bukan Sarika, pasti ada suatu kelemahan yang terdapat dalam dirinya,
pikirkan itu !”Ashok tersenyum mendengar ucapan saudaranya
Di
rumah keluarga Bhalla, Ishita baru datang dari salon dan bertanya soal
Raman “Dia sudah pergi tadi, ini kan pestanya, kami semua terlambat gara
gara kamu” Ishita merasa sedih begitu mendengar sindiran Simmi “Sudah
Ishita, kamu bisa pergi bersama kami, ayooo” hibur nyonya Bhalla “Aku
akan tinggal disini bersama Ananya, nanti aku akan ke sana bareng Romi,
ibu” sela Simmi, sedangkan di tempat Ashok, Suraj menanyakan rencana
berikutnya pada Ashok “Apa yang akan kamu lakukan nanti untuk
menjatuhkan Raman ?”, “Aku harus datang ke pesta itu, aku akan datang
kesana untuk mengambil bagian dari kebahagiaan Raman, jika bukan Sarika,
ada satu lagi link kelemahan yang dimiliki oleh Raman Bhalla, aku akan
memanfaatkan dia, karena aku mempunyai kuncinya untuk menghancurkan
Romi” ujar Ashok dengan senyum liciknya
Raman
akhirnya sampai juga di pesta dengan setelan jasnya yang berwarna putih,
semua orang menyambutnya dengan perasaan senang, saat itu Raman melihat
Mani juga mengenakan setelan jas berwarna putih “Apakah kita bisa duduk
ditempat yang lain ?” pinta Raman karena merasa jengah melihat Mani
“Tuan Bhalla, disini pusat perhatiannya dan disini tempatnya bagus,
tempat yang sempurna” ujar salah seorang teman Raman “Raman, apakah
Ishita tidak ikut datang bersamamu ?” Raman langsung membalas pertanyaan
Mani “Apakah kamu tidak berfikir kalau itu adalah pertanyaan yang salah
? Dia lebih dekat dengan kamu kan ? Seharusnya aku yang bertanya padamu
untuk meminta ijin kalau ingin bertemu dengannya” Mani merasa heran
dengan sikap Raman yang kasar dan aneh “Aku tidak tahu ada masalah apa
dengan dirinya ?” bathin Mani heran SINOPSIS MOHABBATEIN episode 271 by. Sally Diandra
BACA SELANJUTNYA
BANTU LIKE YA AGAR TERUS UPDATE SINOPSIS