SINOPSIS MOHABBATEIN episode 101 Kamis 10 November “REALITY SHOW ALA ISHITA & RUHI” Masih di bandara, Ruhi meminta Ishita untuk menelfon Raman namun Ishita menolaknya sementara Ruhi terus merengek bersikeras meminta menelfon Raman “Ruhi, ibu belum bilang ke kamu kan ? Kalau ini adalah kejutan yang sangat menarik buat kamu, kita ini sedang bermain sebuah permainan yang menyenangkan, ibu hakim telah memberikan permainan ini, permainan ibu terbaik dan anak perempuan terbaik, hari ini adalah perempuan !” Ishita mencoba mencari alasan “Tapi kita tidak ada disana, lalu bagaimana ?”, “Ini adalah pertunjukkan secara langsung, reality show seperti yang ada di televisi, jadi mereka bisa melihat kita, oleh karena itu kita harus ke Mumbai maka kita akan menang ! Kalau kita membuat sebuah kesalahan dan semua orang bisa mengenali kita, kita akan mendapat poin penalti, kita akan didiskualifikasi kalau kita memberitahu ke ayah”, Baiklah ! Kita akan memberikan ayah kejutan !” Ishita langsung memeluk Ruhi erat dan meminta maaf dalam hati karena telah berbohong pada putri kesayangannya ini
Saat itu Ishita melihat polisi sedang mencari cari mereka melalui foto
Ishita dan Ruhi ke orang orang yang ada di bandara, Ishita kaget dan
tiba tiba tasnya jatuh, Ishita segera membungkuk untuk mengambil tasnya
dan mengajak Ruhi pergi dari sana, Ishita segera pergi bersama Ruhi
sambil terus melihat sesekali ke arah polisi tersebut dan ketika Ishita
berbalik, Ishita bertabrakan dengan Sarika yang kebetulan juga ada di
bandara “Nyonya Ishita ,,,” ujar Sarika sambil melirik ke arah polisi
namun Ishita bergegas pergi meninggalkan Sarika dan berkata pada Ruhi
“Ruhi, kita harus bersembunyi” Ruhi menuruti permintaan Ishita,
inspektur polisi lalu bertanya pada Sarika “Maaf, nyonya ,,, apakah anda
melihat perempuan ini ?”, “Iyaa” ujar Sarika sambil melihat Ishita yang
sedang bersembunyi
“Dia ini dokter Ishita Bhalla dan ini adalah
putrinya yang bernama Ruhi Bhalla, aku melihat mereka di klinik bukan
disini” ujar Sarika kemudian polisi segera pergi meninggalkan Sarika,
bergegas Sarika hendak menemui Ishita namun Ishita dan Ruhi sudah pergi
dari sana, Sarika merasa heran “Kenapa dokter Ishita kelihatan begitu
tegang ? Dan kenapa juga polisi mencari cari mereka ?” bathin Sarika
heran Ruhi bertanya pada Ishita “Ibu Ishi, siapa yang menang sekarang
?”, “Kita yang menang sayang ! Kita akan memutuskan kemana kita akan
pergi setelah mendapatkan beberapa petunjuk” ujar Ishita “Apakah kita
akan menang lagi kemudian ?” Ishita mengangguk dan memeluk Ruhi kemudian
mereka keluar dari bandara,
Sementara itu Sarika bertemu Romi dan
memberitahunya kalau dirinya baru saja bertemu dengan Ishita dan Ruhi di
bandara “Dokter Ishita tadi melihat aku dan memberikan kode padaku
untuk tidak mengatakan pada siapapun, aku tahu kalau dia tidak akan
melakukan hal yang salah”, “Baiklah, kapan kamu melihatnya tadi ?” tanya
Romi cemas “Kurang lebih 15 menit yang lalu”, “Aku akan menelfon kak
Raman” ujar Romi
Raman dan Bala sedang dalam perjalanan, sementara
Ishita meminta Ruhi untuk berhati hati, sedetik kemudian mereka berdua
berteriak kencang ketika ada bis yang bergerak kearah mereka, Raman
akhirnya pulang ke rumah, mereka semua yang berada dirumah masih
menangis dan bertanya tentang Ishita dan Ruhi, Romi lalu memberitahu
Raman kalau tadi Sarika melihat Ishita dan Ruhi ada di bandara
“Bagaimana keadaan mereka ?”, “Sarika tidak bisa menghentikan mereka,
aku tidak tahu, rupanya polisi mulai mencari mereka” ujar Romi cemas
“Shagun pasti sudah melaporkannya ke polisi” sahut Raman kesal “Itu
artinya Ishirta dan Ruhi masih ada disuatu tempat di kota ini, kita
harus mencarinya, Romi” sela Bala,
Saat itu Raman mendapat telfon
dari seseorang dan Raman langsung panik “Raman, ada apa ?” tanya mereka
begitu Raman menutup telfonnya “Polisi baru saja menemukan mayat
perempuan dan anak kecil” mereka semua menangis begitu mendengar kabar
dari Raman, mereka mengira kalau itu adalah mayat Ishita dan Ruhi “Kita
akan mengeceknya” ujar Mihir, Raman lalu dibawa kesana untuk
mengidentifikasi mayat tersebut “Tidak, aku tidak bisa !” Raman menolak
dan tidak mau melihat mayat tersebut “Raman, kamu harus melakukan hal
ini untuk memastikan apakah benar itu Ishita atau bukan” hibur Bala,
akhirnya Raman menghampiri mayat tersebut dan mulai menyingkap selimut
putih yang menutupi tubuhnya, Raman langsung mundur dan berkata “Tidak !
Bala ,,, ini ,,,” Bala bergegas melihat begitu melihat reaksi Raman
setelah melihat mayat tersebut, begitu Bala melihatnya, Bala segera
memeluk Raman dana merasa lega “Apakah itu Ishita dan Ruhi ,,,” Raman
masih merasa gamang “Dewa masih bersama kita, mereka bukan kerabat kita,
Raman” hibur Bala lega
Shagun bertanya pada inspektur polisi untuk
menemukan anaknya, Adi juga bertanya pada Shagun “Ibu, apakah Ruhi pergi
ke suatu tempat sehingga mereka mencari cari Ruhi ? Kalau begitu ayooo
kita cari dia, bu”, “Mereka yang akan mencari Ruhi” sahut Shagun kesal
“Lalu siapa lagi yang bersama Ruhi, bu ?”, “Ishita !” Adi tersenyum
senang “Kalau begitu ibu tidak harus tegang dan gelisah, Ruhi akan baik
baik saja” Shagun langsung menyela ucapan Adi “Ishita tidak mengatakan
pada siapa siapa kemana dia pergi membawa Ruhi !”, “Kenapa memangnya ?”
tanya Adi heran “Ibu juga tidak tahu apa yang terjadi dalam benaknya”
ujar Shagun kesal “Tenang, relax ,,, mungkin bibi Ishita lupa, telfon
saja dia” pinta Adi santai “Telfonnya di matikan !”, “Mungkin baterainya
habis, tenang saja bibi pasti akan datang setelah berlibur sebentar
bersama Ruhi” hibur Adi “Aku benci padamu, Ishita ! Kamu telah melakukan
sihir pada putraku dan aku akan merampas Ruhi sehingga dia bisa
mengingatnya” ujar Shagun geram
Di rumah keluarga Bhalla, Raman dan
semua orang sedang bersedih memikirkan Ishita dan Ruhi, Shagun lalu
menelfon Raman dan bertanya tentang mereka “Kami belum bisa
menemukannya”, “Aku bisa memenjarakan kamu kalau Ruhi tidak juga
ditemukan” ujar Shagun di ujung sana, Raman langsung melempar gelas yang
ada di dekatnya dan memarahi Shagun “Jangan tunjukkan kemarahanmu
padaku !” Shagun juga membentak Raman dengan nada tinggi “Apa artinya
kamu untuk Ruhi ?”, “Aku ini ibunya !” Raman semakin memarahi Shagun dan
berkata “Kamu hanya memanfaatkan Ruhi, lakukanlah apapun yang kamu suka
! Aku telah menandatangani surat yang salah yang dibuat oleh kamu ! Aku
akan menyeret kamu ke pengadilan, aku akan membunuh kamu, Shagun !
Kalau kamu ke pengadilan lagi nanti !” bentak Raman “Sekarang, aku yang
akan menunjukkan padamu di pengadilan !” balas Shagun sengit, seluruh
keluarga Raman mencoba menenangkan Raman dan memintanya untuk tidak
khawatir karena Shagun tidak akan menang dan prioritas mereka saat ini
adalah Ishita dan Ruhi “Kami akan pergi sekarang” Amma menyela ucapan
Appa “Suamiku, biarkan Raman istirahat dulu, kita akan kembali lagi
nanti” Vandu juga ikut menyela ucapan mereka “Telfon kami jika kalian
membutuhkan bantuan”, “Semua orang tergantung pada dukungan kalian,
kalian tidak boleh sakit” sela Bala, Raman mulai menangis, tuan Bhalla
mencoba untuk menghiburnya “Percayalah pada Dewa, Ishita dan Ruhi pasti
akan kembali” hibur tuan Bhalla
Mihika sedang mengobati Ishita di
sebuah taman dan memarahinya karena untung saja Mihika bisa menarik
mereka berdua pada saat yang tepat ketika bis itu hendak menabrak mereka
“Bagaimana bisa kamu membawa Ruhi dan pergi meninggalkan rumah, kak ?
Sekarang ikutlah denganku ke rumahku karena kebetulan Ashok sedang
keluar kota, aku tidak akan mengatakannya pada siapapun” pinta Mihika
tulus, Ishita hanya terdiam “Ayoolah kak, ikutlah denganku, aku tahu
kamu benar tapi pikirkan tentang Ruhi, sampai kapan kamu akan bohong
padanya ? Aku tidak akan membiarkan Ruhi berada disini bersama kamu, aku
akan membawanya, kamu duduk saja disini” Ishita hanya terdiam saja dan
tidak menggubris ucapan Mihika, saat itu Ruhi sedang menggambar dan
Mihika bertanya pada Ruhi
“Ruhi, maukah kamu ikut dengan bibi Mihika
?” Ruhi lalu bertanya pada Ishita “Ibu Ishi, apakah ibu Ishi sudah
mendapat sebuah pesan ?” tanya Ruhi “Ruhi, tasmu sudah bibi rapikan,
ayooo ikut dengan bibi, Ruhi” pinta Mihika lagi “Aku akan bersama ibu
Ishi” ujar Ruhi sambil mengingatkan Ishita kalau mereka harus melakukan
sesuatu dengan sebuah senyuman dan perasaan senang, Ishita tersenyum dan
berkata “Langkah berikutnya dalam permainan ini adalah ke rumah bibi
Mihika” Ruhi sangat senang dan memeluk Ishita erat “Kamu memang bermain
dengan sangat baik sayang” ujar Ishita sambil berkata dalam hati “Ruhi
sangat percaya padaku, aku harap aku bisa menyelamatkannya dari Shagun”
bathin Ishita cemas sambil memeluk Ruhi erat SINOPSIS MOHABBATEIN
episode 392
BACA SELANJUTNYA
BANTU LIKE YA GAES AGAR TERUS UPDATE SINOPSIS
( Ingin Baca Sinopsis ANANDHI Terupdate, semua hal tentang ANANDHI gabung di FP Ini)