Sinopsis Mohabbatein Episode
SINOPSIS MOHABBATEIN 10 OKTOBER 2016 “TANTANGAN UNTUK ISHITA” Di rumah keluarga Bhalla, nyonya Bhalla sedang menegur Ishita “Dengar ya, Ishita ,,, aku tidak akan mengantarkan Ruhi ke rumah Shagun, itu sudah keputusan terakhir” ujar nyonya Bhalla tegas “Iyaa, ibu ,,, dia tidak akan pergi jika ibu memang mengatakannya demikian dan kamu Ishita, jangan membantah ibu” sahut Raman “Aku tidak akan mengantarnya kesana dan ibu tidak usah khawatir karena hari ini adalah hari Diwali” hibur Raman, saat itu tuan Bhalla datang dan mengajak istrinya itu ke kamar, Raman kemudian menghampiri Ishita “Ada apa, Ishu ?” tanya Raman sambil menaruh sikunya dibahu Ishita, “Apakah ini hanya sandiwaramu saja ?” tanya Ishita sambil melirik ke arah siku Raman,
Raman tersenyum membalas ucapan Ishita “Kamu itu yang bersandiwara sejak tadi pagi”, “Shagun itu ibu kandungnya Ruhi, dia seharusnya pergi kesana” ujar Ishita “Kamu harus mencoba untuk meyakinkan ibu, jika kamu berhasil maka kamu bisa mengantarnya kesana, kalau tidak ,,,” Ishita langsung menyingkirkan siku Raman dengan menggerakkan bahunya hingga siku Raman terlepas “Oooo kamu menantang aku ?” Raman mengangguk “Iyaaa tepat ! mari kita lihat siapa yang menang ?” Ishita dan Raman saling tersenyum satu sama lain
Ishita sedang memasak dan sedang memikirkan ucapan Mihika kalau Shagun akan bahagia kalau jika Ruhi datang ke pesta pernikahannya “Aku harus membawa Ruhu kesana demi Mihir dan Mihika kalau tidak nanti Shagun pasti akan menghina Mihika selamanya dan lagi aku juga tidak ingin suatu saat nanti Ruhi mengatakan padaku kalau aku telah menjauhkan dirinya dari ibu kandungnya sendiri, tidak ! Aku harus bisa meyakinkan ibu mertua, tapi bagaimana ?” saat itu dilihatnya Simmi melintas di depannya, Ishita bergegas memanggil Simmi “Simmi, aku ingin bantuan kecil darimu, kamu bisa kan ?” Simmi langsung tersenyum sambil menatap ke arah Ishita Simmi kemudian menemui ibunya dikamarnya
“Ibu, ibu menyiapkan pemujaan disini dan Ishita sedang bersedih di
kamarnya, aku tadi masuk ke kamarnya, ketika aku mau mengajaknya
ngobrol, aku lihat dia sedang bersedih”, “Mungkin Raman mengatakan
sesuatu sama Ishita” Simmi langsung menimpali ucapan ibunya “Jangan
menyalahkan kak Raman terus, dia sedang pergi sekarang membeli kudapan
ringan” ujar Simmi, tuan Bhalla juga menemui istrinya dan mengatakan hal
yang sama tentang Ishita, akhirnya nyonya Bhalla menemui Ishita Ishita
sedang berpura pura kesal dikamarnya “Raman selalu saja mengajak kamu
bertengkar” Ishita menggeleng “Bukan, Raman ,,, ibu, aku sedang sedih
sama ibu” nyonya Bhalla tertegun “Apa yang aku lakukan ?”, “Semua
pengantin baru pasti selalu mendapatkan hadiah pada hari Diwali tapi ibu
tidak memberikannya padaku” Ishita mulai merajuk “Maafkan aku, Ishita
,,, kita baru saja datang kesini kerumah yang baru dan ibu lupa”, “Ayah
dan ibuku memberikan pakaian yang baru untuk Raman” Ishita kembali
merajuk
“Kamu bisa meminta apapun, aku akan memberikanya ke kamu,
ini janji ibu” Ishita merasa senang mendengarnya “Benarkah, kalau begitu
ijinkan Ruhi pergi ke pernikahan Shagun” nyonya Bhalla terkejut, Simmi
dan tuan Bhalla hanya bisa melihat mereka dari pintu kamar “Kamu ini
memang ratu drama, Ishita”, “Ibu, aku mohon, pleaseee” Ishita memohon
dengan amat sangat dengan wajahnya yang memelas “Ishita, aku sudah
katakan padamu untuk tidak mengantar anakmu itu ke Shagun”, “Ibu,
bagaimanapun juga Shagun itu kan ibu kandungnya Ruhi, ini adalah haknya,
aku melakukan hal ini untuk Ruhi, lihat saja hubungannya dengan
keluarganya, Raman sudah menikah dan Shagun akan menikah sekarang,
sebuah hubungan dibangun berdasarkan kebahagiaan dan meskipun
menghancurkan kebahagiaan juga, tapi Ruhi akan dengan bangga bercerita
pada teman temannya kalau dia bahagia dengan keluarganya dan tentang
Shagun, dia itu seorang ibu, anak anaknya seharusnya melihatnya” nyonya
Bhalla hanya terdiam sambil melihat ke arah Ishita
“Ibu, ibu pikir
aku selalu melakukan kegiatan sosial kan ? Sebenarnya tidak, aku ini
orang yang egois dan aku sangat mencintai Ruhi” kedua bola mata Ishita
yang indah nampak berkaca kaca “Aku hanya ingin Ruhi sering menemui
Shagun, dengan begitu maka Shagun tidak akan mencoba merebut Ruhi dari
aku, Ruhi akan selalu menjadi milikku, Shagun dan Ruhi akan bahagia
nanti dan keluarga kita juga akan bahagia” ujar Ishita haru, nyonya
Bhalla menatap ke arah Ishita dengan penuh rasa takjub “Ibu, aku minta
maaf kalau aku minta hadiah seperti ini, tapi aku tidak punya cara yang
lain, aku benar benar minta maaf, aku akan menyiapkan pemujaannya”,
“Baiklah, biarkan Ruhi pergi kesana dan kamu harus menemaninya bersama
Raman” Ishita langsung memeluk ibu mertuanya itu “Ibu memang hebat !
Terima kasih, ibu” puji Ishita senang,
Saat itu tuan Bhalla dan
Simmi masuk ke kamar Ishita sambil tersenyum senang “Oooh jadi kalian
ini bersekongkol yaa ?” ujar nyonya Bhalla geram, kemudian Ishita pamit
untuk melakukan persiapan pemujaan, begitu pula Simmi dan tuan Bhalla
namun nyonya Bhalla memanggil Simmi lagi “Simmi, kamu harus datang ke
pesta pernikahannya Shagun karena aku tidak percaya dengan Shagun, kamu
tahu sendirikan bagaimana Shagun, dia itu sangat licik, sedangakan
Ishita itu sangat naif, dia itu terlalu baik, dia menganggap semua orang
bisa baik seperti dirinya”, “Baiklah, ibu ,,, aku akan pergi kesana”
sahut Simmi
Ishita sedang sibuk di dapur dan meminta Neelu untuk
mencari Raman “Seseorang telah kalah saat ini dan dia harus memberikan
aku hadiah karena aku tahu bagaimana caranya meyakinkan ibu” saat itu
Raman datang dan menghampiri Ishita di dapur sambil tersenyum nakal
“Rupanya kamu telah menaklukkan harimau betina Punjabi”, “Iyaa dengan
mudah aku bisa meyakinkan ibu, tidak ada keragu raguan, apakah aku harus
menunjukkannya padamu ?” balas Ishita menimpali ucapan Raman, Raman pun
mulai bergumam “Benarkah ? Aku juga sudah selesai, apa yang akan kamu
lakukan sekarang ? Apakah halwanya sudah matang ?” Ishita mengangguk
“Aku sedang berfikir kira kira hadiah apa yang akan aku berikan padamu
setelah memenangkan tantangan ini” kemudian Raman mengajak Ishita masuk
ke dalam kamar mereka, awalnya Ishita tidak mau tapi Raman pun memaksa,
Akhirnya
begitu sampai di kamar, Raman memberikan Ishita hadiah sebuah kalung
emas yang dibelinya dulu di tuan Kakkad, Ishita terkesima melihatnya
“Waaah, apa itu untukku ?”, “Tidak, untuk ibu mertua” Ishita langsung
cemberut “Yaaa tentu saja untuk kamu, apakah ini terlalu mencolok ?”
Ishita menggeleng “Tidak, ini indah sekali, kapan kamu membelinya ?”,
“Ketika kamu membeli gelang untukku dari tuan Kakkad” ujar Raman sambil
tersenyum “Apakah aku boleh memakainya ?” Raman mengangguk mengiyakan,
kemudian Ishita segera mengambil kalung itu dan bergegas ke meja
riasnnya untuk memakainya, Raman memperhatikan Ishita dari pantulan di
cermin sambil tersenyum senang, Ishita mulai mencopot kalung dan anting
antingnya yang dipakainya tadi dan menggantinya dengan yang baru saja
diberikan oleh Raman, Raman memperhatikan semua gerak gerik Ishita tanpa
berkedip, Ishita sendiri merasa senang memakainya,
Ishita kemudian
menengok ke belakang ke arah Raman dan Raman memberikan kode untuk
memakai anting antingnya, Ishita bergegas mengenakannya, namun ketika
hendak memakai di telinga yang satunya, anting anting tersebut jatuh,
Raman membantu mengambilkannya kemudian memasangkannya di telinga
Ishita, sejenak Raman terpukau oleh kecantikan Ishita dengan kalung dan
anting anting yang dikenakannya itu, hingga Raman pun terdiam beberapa
saat di depan cermin melihat refleksi pantulan diri Ishita yang sedang
tersenyum bahagia, kemudian mereka saling memandang satu sama lain di
cermin sambil tersenyum manis “Bagaimana penampilanku, Raman ?”, “Sangat
cantik” ujar Raman sambil menunjukkan gelang emas yang diberikan oleh
Ishita “Kamu sudah memperbaikinya ?” Raman mengangguk
“Raman, apakah
ini hadiah untuk kemenangan tantanganku tadi ?” Raman langsung
menggeleng “Tidak, tapi kamu harus meyakinkan Ruhi juga”, “Itu mudah”
ujar Ishita sambil tersenyum “Heiii dia itu putriku, kamu tidak bisa
meyakinkannya”, “Hmm tantangan berikutnya, Ruhi adalah putriku, aku akan
meyakinkannya, aku hanya punya waktu 2 hari dan dia akan datang di
setiap pesta ritual pernikahan yang diadakan oleh Shagun” ujar Ishita
optimis “Kita lihat saja nanti”, “Iyaaa, lihat saja nanti” balas Ishita
lagi kemudian beralih ke lemarinya untuk menyimpan kalungnya disana
sambil terus memperhatikan keindahan kalung tersebut, sementara Raman
bergumam pada dirinya sendiri sambil melihat pantulan diri Ishita di
cermin rias dari kejauhan “Rasanya menyenangkan juga melihat dirimu
terlihat kusut” Ishita yang mendengar Raman bergumam langsung bertanya
“Apakah kamu mengatakan sesuatu, Raman ?”, “Kerjakan saja tugasmu” ujar
Raman
Sementara itu Shagun sedang memarahi tukang jahitnya yang
menunjukkan gaunnya yang jelek “Ini adalah pesta cocktailku di malam
hari, kenapa bisa jelek seperti ini ?”, “Maafkan aku nyonya Shagun”
Shagun benar benar merasa kesal dan membentak perempuan itu “Sudah pergi
saja sana ! Dan dimana coba aku bisa mendapatkan gaun seperti itu di
saat saat terakhir seperti ini ?” ujar Shagun kesal,
Di rumah
keluarga Bhalla, seluruh keluarga sedang menikmati sarapan pagi, Ishita
masih sibuk didapur, rupanya nyonya Bhalla, Ishita, Simmi dan Raman
sedang bercanda tentang Shagun tentang hadiah apa yang akan diberikan
padanya “Berikan saja nomer telfon pengacaramu, Pathak sebagai
hadiahnya, dia mungkin membutuhkan seorang pengacara, apakah dia akan
awet dengan pernikahannya ini ?” semua orang tertawa mendengarnya
“Apakah kita akan memberinya kain saree Kanjivaram ?” Raman langsung
menyela ucapan Ishita “Apakah kamu pernah melihat dia mengenakan kain
saree yang seperti itu ?” tanya Raman heran kemudian berlalu dari sana
menuju ke kamarnya, saat itu teh untuk Raman sudah siap, Ishita segera
menyusul Raman ke kamar sambil membawa secangkir teh untuknya
Di
dalam kamar, Raman sedang menyisir rambutnya sambil bergumam sendiri
seperti biasa sambil bercermin di cermin riasnya “Siapa yang akan
mengatakan kalau aku ini ayah dari dua anak, aku sudah mengurusi dua
istriku dan mengurusi diriku sendiri dengan sangat baik, apa ini ? Uban
?” ujar Raman sambil melihat rambut putihnya yang tersangkut di
sisirnya, saat itu Ishita masuk ke dalam kamar dan berkata “Mana ?
Tunjukkan padaku, apakah cuma satu atau banyak ? Ini sungguh
menyedihkan, karena tubuhmu sudah mulai menunjukkan tanda tanda penuaan
dengan cepat”, “Itu namanya kedewasaan, aku ini masih tampan dan dilihat
dirimu sendiri” balas Raman tidak mau kalah “Raman, lihat kain saree
ini”, “Kamu mau memberikan kain saree Kanjivaram ini ke Shagun ?” tanya
Raman heran “Ini harganya sangat mahal” puji Ishita bangga
“Kamu
tahu, orang orang diluar sana banyak yang mengira kalau kamu adalah
kakakku, oh maaf .... bukan tapi ibuku” Ishita langsung kesal mendengar
ejekan Raman “Siapa yang mengatakannya ?”, “Tenang, datanglah saja ke
pesta cocktailnya Shagun dan lihat ketika semua orang yang datang kesana
menyapamu sebagai perempuan tua” Ishita benar benar jengkel dengan
sindiran Raman, setelah puas mengejek Ishita, Raman bergegas keluar dari
kamarnya, Ishita langsung bercermin dan melihat dirinya sendiri di
cermin, untuk melihat apakan benar yang dikatakan Raman, kalau dia sudah
setua itu, tiba tiba Raman muncul dari pintu kamar dan mengintip Ishita
yang sedang mematutkan dirinya di cermin, kali ini Raman benar benar
merasa puas bisa membuat Ishita mati kutu
Dirumah keluarga Iyer,
Mihika sedang mempersiapkan pakaian untuk Shagun dan menceritakan
permasalahannya itu ke Ishita “Bagaimana bisa mendapatkan sebuah gaun
untukk Shagun ?”, “Kita bisa mendapatkan semuanya, jangan cemas” hibur
Ishita “Tidak, Shagun ingin sebuah gaun yang mahal yang belum ada
seorangpun yang mengenakannya sampai sekarang” Ishita bisa melihat
kepanikkan di wajah adiknya ini “Sudah sekarang sarapan dulu karena
tubuh membutuhkan bahan bakar” ujar Ishita sambil menyuapkan makanan itu
ke Mihika “Aku akan membuatkan kopi, ini akan berhasil” Ishita bergegas
menuju ke dapur
“Kakak, kenapa kakak kesini pagi pagi ?”, “Mihika,
apakah aku harus mengenakan kain saree malam nanti ? Apakah akan
kelihatan lebih bagus ?” tanya Ishita penasaran “Iyaaa, kakak, kakak
bisa mengenakan apa saja” sahut Mihika sambil menikmati sarapan paginya
“Apakah menurutmu aku ini lebih tua dari Raman ?”, “Apakah kakak sudah
gila ? Siapa yang bilang begitu ?” tanya Mihika sambil memperhatikan
Ishita dari kejauhan dan Mihika baru mengerti kalau yang mengatakannya
pastilah Raman, Mihika tersenyum memikirkannya SINOPSIS MOHABBATEIN
episode 278
BACA SELANJUTNYA
BANTU LIKE YA AGAR TERUS UPDATE SINOPSIS