Sinopsis Mohabbatein Episode
SINOPSIS MOHABBATEIN episode 273 “RAMAN CEMBURU BERAT” Raman dan Mihir akhirnya membawa seluruh keluarga Bhalla dan Iyer pindah ke apartemen yang baru yang lebih besar dan lebih mewah, semua orang nampak sedih karena apartemen yang mereka tinggali selama ini sudah rata dengan tanah, keluarga Iyer masuk ke apartemennya, begitu pula dengan keluarga mereka, apartemen mereka masih bersebelahan sama seperti dulu, salah satu pegawai apartemen menunjukkan apartemen tersebut pada mereka “Kalian akan mendapatkan semuanya disini dan kalian juga bisa membeli semuanya dengan mudah disini, oh iyaa kami akan menunjukkan kamarnya” ujar pegawai tersebut,
Ishita mulai melihat lihat apartemennya, tak lama kemudian Ishita dan Mihika sama sama keluar dari apartemen mereka, rupanya mereka menyadari tas mereka tertukar, kemudian bertukar tas, Mihika lalu masuk ke dalam apartemen kembali, saat itu Raman keluar dari apartemen dan berpapasan dengan Ishita di pintu, sesaat mereka hanya saling memandang dalam diam, kemudian Raman keluar dari pintu dan membuka pintu tersebut untuk Ishita, Ishita bergegas masuk ke dalam apartemen, Raman masih berdiri di luar dan diambilnya gelang emas dari saku jasnya, Raman kembali sedih ketika melihat gelang emas pemberian Ishita dan dimasukkannya lagi ke dalam saku jasnya kemudian berlalu dari sana
Dirumah keluarga Iyer, Mihika sedang menyiapkan minuman untuk paman dan bibinya didapur, namun dilihatnya semua orang masih sedih dan shock dengan apa yang baru mereka alami, Mihir juga hanya bisa melihat Amma dan Appa saja, sementara itu dirumah keluarga Bhalla meminta tempat pemujaannya di tempatkan dulu diapartemen mereka “Aku sudah membereskan kamarnya” sela Simmi, Ishita kemudian juga hendak membereskan kamarnya tapi di sana hanya ada tiga kamar “Ishita, kamu dan Raman bisa mengambil kamar ketiga, tapi dimana nanti Romi akan tidur ?”, “Dia akan tidur diruang tamu, tapi dimana dia sekarang ?” ujar tuan Bhalla menimpali ucapan istrinya, tuan Bhalla kemudian menelfon Romi, Simmi yang tahu rencana Romi langsung menyela ayahnya “Ayah, Romi tadi pergi kerumah temannya, mungkin baterai ponselnya habis, dia pasti akan pulang”, “Kalau begitu aku akan mengirimkan sms padanya kalau kita sudah pindah kesini” ujar tuan Bhalla “Lebih baik kalian tidur saja karena sudah malam”, “Aku tidak bisa tidur sekarang, Ishita” sahut nyonya Bhalla “Aku buatkan teh yaa”, “Bagaimana caranya ? Didapur kan tidak ada apa apa” ujar nyonya Bhalla lagi “Aku akan mengeceknya, ibu”
Saat itu Raman datang sambil membawa beberapa barang yang bisa segera
digunakan “Gunakan ini sekarang” ujar Raman “Bubuk teh ?”, “Lihat saja
sendiri” ujar Raman kemudian beralih membawa tas tas mereka ke dalam
kamar, Ishita mengecek kotak yang dibawa Raman tadi, akhirnya Ishita
membuat susu untuk kedua mertuanya “Berikan juga susu ini pada ibumu
diapartemen sebelah, mungkin dia juga sangat lelah setelah pindahan ini”
ujar nyonya Bhalla Ishita akhirnya pergi ke apartemen sebelah untuk
memberikan susu buat Amma dan Appa “Bibi, apakah bibi mau minum kopi ?”,
“Tidak, Mihika” saat itu Ishita masuk dan berkata “Ibu harus minum
susu” Amma lalu menangis “Ini semua seperti mimpi, kita mengambil rumah
itu dengan pinjaman bank” ujar Amma sedih “Ibu, ibu jangan menangis, aku
tahu kalau kita menderita kerugian yang cukup besar tapi kita semua
selamat, kami semua ada disini bersama ibu, jangan cemas, ibu” Mihika
ikut menimpali ucapan Ishita
“Dan lagi apartemen itu kan di
asuransi, pikirkan yang positifnya saja, semuanya akan baik baik saja”
Amma tersenyum penuh haru “Ayah akan membuat semuanya membaik, kita
semua sudah semakin dewasa sekarang”, “Iyaaa, lihat Mihir dan Raman
sudah memberikan apartemen yang besar ini dan menyelesaikan masalah
kita” ujar Amma lega “Semuanya akan baik baik saja, percayalah padaku,
bibi” hibur Mihir “Ishita, lebih baik kamu pulang saja dan
istirahatlah”, “Iyaa, kak ,,, kak Raman pasti juga sudah menunggu”
Mihika menimpali ucapan Mihir “Aku rasa aku akan menginap disini malam
ini” Amma menggeleng “Jangan, Raman sedang dalam masalah, kamu harus
menemani dia, ibu tidak apa apa, jangan cemas”, “Baiklah, sekarang ibu
jangan menangis yaa” Ishita kemudian memeluk ibunya dan memintanya untuk
jaga diri baik baik, Mihika juga memeluk Amma, kemudian Ishita keluar
dari apartemen keluarga Iyer
Ketika Ishita hendak masuk ke apartemen
keluarga Bhalla, Ishita teringat pada pidato yang diucapkan oleh Raman
dipesta tadi, sementara itu di dalam kamar, Raman sedang mengeluarkan
semua barang, saat itu dilihatnya kain saree Ishita, Raman teringat pada
ucapan Mani dan Ishita juga kemesraan mereka berdua, Raman segera
melempar kain saree itu, Raman marah dan menangis mengingat semua ucapan
mereka yang merobek lukanya kembali, sedangkan Ishita masih berada
diluar apartemen keluarga Bhalla “Aku harap aku tidak melihat wajah
Raman sekarang, dia sangat kasar, aku tidak akan masuk ke sana itu tapi
aku juga tidak bisa bersama ayah dan ibu” Ishita menangis sedih “Ayah
dan ibu pasti akan sangat gelisah” Ishita menyeka airmatanya lalu masuk
ke dalam apartemen keluarga Bhalla
Ishita lalu masuk ke
kamarnya, dilihatnya Raman sedang mabuk sambil menangis, dan gelang
emasnya teronggok dilantai, Raman tersenyum melihat Ishita berdiri
terpaku menatapnya, Raman mulai menyindir Ishita seperti biasa “Heeiii
kenapa kamu berdiri saja diam disitu dan tidak memberikan ceramah
seperti biasa, kenapa ? Apakah karena kamu sudah tertangkap dan mulai
takut ?” ujar Raman sambil berdiri dan memegang tangan Ishita dengan
keras hingga menyakitinya “Lepaskan tanganku Raman !” bentak Ishita
sambil berusaha berontak dari cengkraman Raman “Kenapa ? Untuk memegang
tangan orang lain ? Ayoooo jawab pertanyaanku sekarang ! Kamu bahkan
tidak peduli padaku !” Ishita tertegun “Buat apa peduli, keadaanmu
seperti ini memang sudah menjadi milikmu” Raman menyela
“Kamu
biasanya menunjukkan kepedulian”, “Kamu sendiri tidak peduli denganku !”
Ishita menimpali ucapan Raman dengan perasaan kesal “Kamu bahkan tidak
melihat aku dipesta tadi !”, “Kamu sendiri, apakah kamu melihatku ?”
balas Ishita sengit “Kamu tidak membutuhkan aku, Raman” Raman langsung
menyakiti tangan Ishita dengan cengkramannya yang sangat keras
“Hentikan, Raman ! Kamu menyakiti aku, aku disini tidak untuk mengurusi
emosimu yang labil !” bentak Ishita, saat itu lampu di apartemen mereka
tiba tiba mati, Ishita bergegas hendak pergi namun Raman segera menutup
pintu kamarnya, Raman sangat marah dan kembali menghina Ishita, Raman
berusaha untuk menyentuh Ishita namun Ishita segera menghindar dari
Raman “Kamu akan merasa kotor kan kalau aku menyentuh kamu malam ini ?
Kamu tidak akan kotor setelah semua yang kamu lakukan !” ujar Raman
masih dalam keadaan mabuk
“Aku akan menunjukkan padamu dengan
mendapatkan hakku sebagai seorang suami !” ujar Raman sambil melepas
dasinya, “Raman, minggir ! Jangan coba coba mendekatiku, kamu sedang
tidak sadar !” Ishita mencoba terus menghindar dari Raman “Apa yang akan
kamu lakukan ? Kamu ingin dekat dengan orang lain kan ?” Raman langsung
mendorong Ishita “Kamu tahu, aku ini suami kamu ! Kamu adalah ibu dari
putriku, kamu harus melakukan hakmu sebagai seorang istri ! Aku akan
menunjukkan padamu semua hak yang dimiliki oleh seorang suami, kenapa
kamu takut hari ini ?” tantang Raman “Aku tidak takut padamu, apa yang
ingin kamu buktikan ? Kamu ingin menunjukkan kejantananmu ? Kamu ingin
menakut nakuti aku ?”, “Jangan bicara seperti seorang perempuan, karena
kehormatanmu lebih berharga dari hidupmu sendiri, kamu ini istrinya
Raman Bhalla, semua orang tahu tentang hal ini dan lihat tingkahmu”
bentak Raman
”Apa yang kamu pikirkan ? Aku tidak akan menangis
dipojok ruangan, tidak ! Aku sudah cukup banyak menangis, sekarang aku
akan membuat kamu menangis !”, “Kamu sudah menjadi seperti seekor
binatang, Raman ,,, aku tidak mau bicara sama kamu !” balas Ishita marah
“Apa ? Kamu menyebut aku binatang ? Sekarang lihat apa yang akan aku
lakukan, aku ini seorang manusia dan kamulah yang membuat aku menjadi
binatang !”, “Omong kosong apa ini, Raman ?” ujar Ishita sambil
mendorong Raman dengan keras “Aku tidak mau tinggal bersama kamu !” ujar
Ishita sambil pergi keluar, Raman langsung menyindirnya dengan lantang
“Kenapa kamu harus bersamaku ? Karena kamu ingin bersama orang lain kan !
Mani ,,, teman masa kecilmu itu, sekarang berubah menjadi cinta,
semuanya menyebalkan !” bentak Raman marah
Ishita keluar dari kamar
dan beralih ke ruang tamu sambil menangis sedih, Raman juga sedang
menangis di kamar, tak lama kemudian ponsel Ishita berdering, Ishita
segera mengangkatnya dan terkejut begitu mendapat kabar itu “Apa ? Romi
mengalami kecelakaan ? Baiklah aku akan datang, jangan khawatir” Ishita
lalu menutup telfonnya dan berkata pada dirinya sendiri “Apa yang
terjadi hari ini ? Aku belum pernah melihat hari yang lebih buruk
daripada hari ini, aku akan memberitahu Raman” Ishita segera berlari ke
dalam kamar dan dilihatnya Raman sedang tertidur sambil terduduk di
bawah dan bersandar pada tempat tidurnya “Dia sedang tidak dalam keadaan
yang baik untuk mendengar kabar tentang adiknya, aku akan pergi
sendirian saja” ujar Ishita sedih
Di rumah sakit, Romi sedang
diobati oleh dokter “Kami telah melakukan pengecekan pada Romi”, “Kami
akan membawanya ke dokter keluarga” ujar Ishita menimpali ucapan dokter
“Sarika, bagaimana Romi bisa sampai kecelakaan ?”, “Tanyakan saja
padanya, dokter Ishita ,,, apa yang dia lakukan di jalan raya, dia itu
berusaha melarikan diri” Ishita tertegun mendengar ucapan Sarika “Apakah
benar begitu, Romi ?” Sarika langsung menyela “Apa yang dikatakan oleh
tuan Ashok itu benar, dia akan berjanji kemudian pergi melarikan diri !”
Mani yang sedari tadi hanya terdiam disana hanya memperhatikan mereka
“Iyaaa, aku memang mau melarikan diri, kecelakaanku terjadi karena
telfon telfonmu terus ! Kenapa kamu memaksakan bayi itu ke aku ? Aku
mohon pergilah !” Sarika langsung memarahi Romi “Kalau begitu
berbahagialah ! Aku pergi !” ujar Sarika kesal
Ishita mencoba
mencegah kepergian Sarika namun Mani mencegahnya “Sudah biarkan dia
pergi, Ishita ,,, kita akan bicara dengannya nanti, sekarang kita urusi
Romi dulu” pinta Mani, sementara itu di rumah keluarga Bhalla, Raman
terbangun dan teringat kalau dirinya telah bertingkah tidak sopan pada
Ishita, Raman berusaha mencari cari Ishita sambil berteriak memanggilnya
“Ishita ! Ishita ! Ishitaaaa !!” teriak Raman sambil berjalan menuju ke
ruang tamu dan tetap tidak menemukan Ishita disana, Raman mengira kalau
Ishita telah pergi meninggalkannya
BACA SELANJUTNYA
BANTU LIKE YA AGAR TERUS UPDATE SINOPSIS